MENGANALISIS METODE PENGAJARAN PADA SEBAGIAN DOSEN UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
MENGANALISIS METODE PENGAJARAN PADA
SEBAGIAN DOSEN UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Oleh:
Muhamad Isbahhabibi
(13150078)
Jamuddin (13150159)
Malik Ibrahim Al’Asror (13150130)
ErizkaputriBellyta(13150149)
SitiRomlah
(13150138)
ABSTRAK
Dalam satu Universitas memiliki dosen yang begitu beragam, dari mulai pemikiran, metode pengajaran, kehidupan
dan sebagainya. Dalam artikel ini penulis akan kutip sebagian dosen yang menurut kami dalam
menyampaikan materi atau dalam mengajar dinilai sanga t unik dan kontroversial. Namun, dengan
beramacam-macam dan beragamnya pemikiran para dosen inilah yang membuat pemikira kita tidak terpaku hanya pada satu alisah saja, nah sekarang mari kita lihat sedikit kutipannya.
Dimulai dari Ustadz Muballig, cara beliau mengajar untuk
mata kuliah shorof ll ialah seperti, memberikan kami tugas untuk meringkas
materi yang akan dipelajari lengkap dengan marojik-nya dan
contoh-contohnya, membagi kami menjadi kelompok-kelompok kecil untuk
berdiskusi, dan membuat bagan-bagan di papan tulis untuk pelajaran yang akan
beliau ajarkan kemudian menyuruh satu persatu dari kami (mahasiswa beliau)
untuk mengisi bagan tersebut sesuai apa yang telah kami pahami dari materi yang
telah diringkas.
Ustadz Makki Hasan, Dengangayapengajaran yang bisadikatakan modern
sertasesuaidenganperkembanganzaman. Bagibeliaubelajarbukanhanya yang
bisadiakukan di kelassaja.Akantetapi yang
namanyabelajaritubisadilakukan di mana pun, entahitu di dunianyataatau
pun duniamaya.Olehkarenaitu, beliaumemintamasing-masingdari kami
untukmemilikiakun di beberapajejaringsosial (seperti FB, WA, edmododll.)
denganharapan kami bisamemanfaatkantekhnologi,
belajarkapansajadantidakketinggalanzaman.
UstadzKhofiRoziqi, cara beliau mengajar sebagaimana dengan dosen-dosen
lainnya, yaitu memberi tugas mahasiswa untuk membentuk kelompok. Dari kelompok
tersebut di berikan materi-materi yang akan dibahas setiap minggunya, lalu di
diskusikan bersama dengan teman-teman yang lain. Setelah di diskusikan, barulah
beliau ikut berdiskusi dan bertukar pendapat.
Ustadz Teguh Setiabudi, Dalam mengajar beliau sangat
ramah dan santun, tetapi juga tegas dalam memeberikan pemikirannya, dan
meluruskan apabila ada pemahaman yang kurang tepat. Disamping itu, beliau juga
seorang dosen yang berwibawa serta tanggung jawab dalam proses pengajaran.
Metode yang dipakai beliau dalam proses pembelajaran adalah diskusi dan tanya
jawab. Sehingga menuntut peserta didik nya agar dapat menyampaikan semua
pemikiran mereka.
Menurut kami cara mengajar IbuNuraini sebagaimana
dosen-dosen yang lain, beliau lebih banyak menjelaskan daripada menyuruh kami
untuk memaparkan ke depan. Akan tetapi beliau tetap membagi kami dalam kelompok
dan memberi tugas sesuai materi di kumpulkan dalam bentuk makalah.
UstadzFaisol dalam
mengajar kami tidak di bagi dalam kelompok-kelompok seperti mata kuliah yang
lain, akan tetapi hanya di jelaskan sesuai dengan pembahasan materi setiap
minggunya. Beliau lebih menekankan langsung pada praktek. Karena menurut kami
jika hanya dijelaskan sulit untuk difahami. Dan cara mempraktekkan mata kuliah
nahwu ini lebih mudah dengan menggunakan metode penganjaran lama yakni
mengikuti metode pondok.
Ustadz Ali Akbar dalam menyampaikan
materi pelajaran, beliau cenderung
memakai metode yang menyenangkan, seperti belajar di luar kelas, belajar dengan
menggunakan teknologi modern yang dirasa tidak membosankan peserta didiknya .
Selain itu beliau juga mengajarkan kepada peserta didiknya untuk aktif di
setiap proses pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan pada saat maharah kalam
dan diskusi, dimana mahasiswa harus mampu menuangkan pendapat yang sesuai
dengan pola pikirnya sendiri, dengan berbicara
menggunakan bahasa arab yang baik dan lancar. Jadi, dalam hal ini,
pendidikan tidak melakukan proses
belajar pasif, tetapi aktif.
Kata Kunci: Menganalisis Metode Pengajaran Pada Sebagian Dosen UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang
A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam
keseimbangan, kesatuan,organis, harmonis, dandinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah
pendidikan.
Pandangan fislafat pendidikan sama
dengan perananya merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan
pendidikan. Dimana landasan filsofis merupakan landasan yang berdasarkan atas
filsafat. Landasan filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual tentang religi
dan etika yang bertumpu pada penalran. Oleh karena itu antara filsafat dengan
pendidikan sangat erat kaitannya, dimana filsafat mencoba merumuskan citra
tentang manusia dan masyarkaat sedangkan pendidikan berusahan mewujudkan citra
tersebut.
Dengan adanya filsafat pendidikan tentulah banyak aliran-aliran yang berbeda
pandangan dalam memahami sebuah pendidikan. Demikan halnya dengan adanya keaneka-ragaman pemikiran dan metode yang diterapkan
oleh para dosen yang mengajar di UIN MALIKI Malang ini.
Dari sini kita bisa mengetahui aliran-aliran dalam filsafat pendidikan, dan kita dapat menarik kesimpulan bahwa peranan aliran-aliran filsafat sangat dibutuhkan dalam pendidikan baik di masa sekarang terlebih di masa yang akan
datang.
B. METODE
Metode yang di gunakan dalam
penulisan artikel ini adalah studi analisa dimana penulis mencari sumber dari
apa yang penulis ketahui dan pahami selama studi di kampus ini.
.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Ahmad mubaligh, M.HI
Ustad mubaligh, begitulah kami biasa memanggil beliau.
Seperti yang kita ketahui beliau adalah salah satu staf dosen yang mengajar di
jurusan PBA, tepatnya untuk mata kuliah pengantar pendidikan dan mata kuliah
shorof dua, pada semester dua ini.
Cara beliau mengajar untuk mata kuliah shorof ll ialah
seperti, memberikan kami tugas untuk meringkas materi yang akan dipelajari
lengkap dengan marojik-nya dan contoh-contohnya, membagi kami menjadi
kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi, dan membuat bagan-bagan di papan
tulis untuk pelajaran yang akan beliau ajarkan kemudian menyuruh satu persatu
dari kami (mahasiswa beliau) untuk mengisi bagan tersebut sesuai apa yang telah
kami pahami dari materi yang telah diringkas. Kalau meminjam bahasa didaktik
metodik, beliau lebih meminimalisir penggunaan metode ceramah, dan lebih sering
menggunakan metode Tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, dan metode pemberian
tugas atau resitasi. Sedangkan untuk matakuliah pengantar pendidikan, beliau
pernah beberapa kali menggunakan metode ceramah dan lebih sering menggunakan
metode diskusi.
Jika kita amati beliau lebih condong ke aliran esensialisme, yakni lebih menekankan pengajaran fakta-fakta. Dan di dalam
kelas tiap siswa belajar pengetahuan, skill, dan
sikap serta nilai yang diperlukan
untuk menjadi manusia sebagai anggota masyarakat.
2.
Ahmad makki Hasan, S. Hum.
Biasadipanggildenganustadz makki, beliau sangatlah nyentrikbagisebagiandari
kami (mahasiswa semester dua). Pasalnyabeliauterkenalakantugas “aneh-anehnya”
yang diberikan padaanakdidiknya. Mulaidaritugasmemberikankomen pada status
beliau di group FB (facebook) lengkapdenganrefrensibuku, sampaidengantugas
upload video di you-tube.
Untuk semester dua ini beliau memegang mata kuliah pengantar statistic,
dengan gaya pengajaran yang bias dikatakan modern serta
sesuai
dengan
perkembangan
zaman. Bagi
beliau
belajar
bukanhanya bisa dilakukan di kelassaja. Akan tetapi
yang namanya belajar itu bisa dilakukan di mana pun, entahitu di
dunia nyata atau pun dunia
maya. Oleh
karena
itu, beliau
meminta
masing-masing
dari kami untuk
memiliki
akun di beberapa
jejaring social (seperti FB,
WA, edmodo dll.) dengan harapan kami bisa
memanfaatkan
tekhnologi, belajar
kapan
saja
dan
tidak
ketinggalan
zaman.
Secara didaktik metodik beliau sering menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, pemberian
tugas
belajar (resitasi), serta
kerja
kelompok
(gotong-royong).
Dilihat dari tugas-tugas yang beliauberikan, beliau
bermadzhab
Progressivisme. Mazhab filsafat ini mengajurkan
untuk akatif learning by doing.Dengan berlandaskan belajar sambil berbuat misalnya praktik kerja di
laboratorium, di bengkel, di lapangan dan seterusnya. Dalam hal ini, mazhab
filsafat pendidikan ini identik dengan keinginan untuk membentuk output
yang dihasilkan dari pendidikan di sekolah yang memiliki keahlian dan kecakapan
yang langsung dapat diterapkan dalam masyarakat luas. Metode problem solving
telah dirintis oleh Dewey dan juga dikembangkan oleh Kilpatrick. Di sini anak
didik dituntut untuk dapat memfungsikan akal dan kecerdasannya dengan jalan
dihadapkan pada materi-materi yang menantang siswa/ anak didik untuk terlibat
aktif dalam proses belajar-mengajar. Siswa dituntut dapat berpikir ilmiah
seperti menganalisis, melakukan hipotesis dan menyimpulkannya dan penekanannya
terletak pada kemampuan intelektualnya (Jalaluddin dan Abdullaah Idi, 2012:
hlm. 97).
Untuk tujuan pendidikan menurut beliau, bisadi
tanyakan
langsung
kepada yang bersabgkutan.
3.
Khafid Raziqi, M.Pd
Ust. Khafid panggilan keseharian beliau. Beliau
adalah salah satu dosen pengajar di fakultas Humaniora, namun itu dulu ketika kami
sebagai mahasiswa fak.Humaniora. Dan sekarang beliau termasuk salah satu staf dosen
yang mengajar di fakultastarbiyah, karena kami sebagai mahasiswa PBA telah diresmikan
sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah.
Dulu belaiu adalah dosen Sejarah Pendidikan Islam di
semester satu. Dan di semester dua ini
Beliau mengajar mata kuliah Aplikasi komputer.
Cara Beliau mengajar sebagaimana dengan dosen-dosen
lainnya, yaitu memberi tugas mahasiswa untuk membentuk kelompok. Dari kelompok
tersebut di berikan materi-materi yang akan dibahas setiap minggunya, lalu di
diskusikan bersama dengan teman-teman yang lain. Setelah di diskusikan, barulah
beliau ikut berdiskusi dan bertukar pendapat.
Dalam aplikasi computer cara mengajar Beliau sedikit
berbeda, yakni selalu menggunakan praktek-praktek setiap minggunya, jadi materi
diberikan langsung diterapkan. Dari cara Beliau mengajar bliau lebih senang dengan
anak yang mempunyai nilai seni dalam belajarnya. Karena memang yang diajarkan
adalah olah kita dalm mendesain aplikasi di computer.
Dari gaya beliau mengajar beliau lebih condong ke
filsafat parenealisme. Parenealisme memandang bahwa kebenaran adalah hal yang
konstan dan abadi atau parennial. Tujuan pendidikan, menurut pemikiran
parenealisme adalah memastikan bahwa para siswa memperoleh pengetahuan tentang
prinsip-prinsip atau gagasan-gagasan besar yang tidak berubah. Gagasan-gasan
besar bagi mereka akan terus memiliki potensi yang paling besar untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan di setiap zaman. Lebih jauh lagi, filsafat
parenealis menekankan kemampuan-kemampuan berpikir rasional manusia. Kaum
Parenialisme berpendapat bahwa kurikulum mesti menekankan pada pertumbuhan
intelektual anak didik pada seni. Untuk menjadi terpelajar secara kultural,
anak didik/ para siswa harus berhadapan dengan bidang seni misalnya yang
merupakan karya terbaik dan paling signifikan yang diciptakan oleh manusia.
Kalau pendidikan ala progressivisme adalah progresif (maju), maka pendidikan
ala Parenealisme adalah Regresif (bertahan). Kalau pendidikan macam parnealisme
digolongkan dalam tradisional-konservatif, sedang pendidikan progressivisme
bersifat kritis-progresif.(ust. Misbahus surur: Catatan Kuliah Filsafat
Pendidikan [embrio])
4.
Ustad Teguh Setiabudi
Ustadz Teguh Setiabudi yang akrab disapa Ustadz Teguh,
beliau adalah Dosen filsafat Pancasila pada semester pertama di jurusan PBA.
Beliau juga seorang Dosen PPBA di salah satu Fakultas di UIN MALIKI Malang.
Dalam mengajar beliau sangat ramah dan santun, tetapi
juga tegas dalam memeberikan pemikirannya, dan meluruskan apabila ada pemahaman
yang kurang tepat. Disamping itu, beliau juga seorang dosen yang berwibawa
serta tanggung jawab dalam proses pengajaran. Metode yang dipakai beliau dalam
proses pembelajaran adalah diskusi dan tanya jawab. Sehingga menuntut peserta
didik nya agar dapat menyampaikan semua pemikiran mereka.
5. Nur Aini, M.Si
Ibu aini biasa kami memanggilnya dulu
ketika kami semester satu. Beliau adalah satu dosen wanita yang mengajar mata
kuliah di semester satu. Beliau mengajar mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
Menurut kami cara mengajar beliau
sebagaimana dosen-dosen yang lain, beliau lebih banyak menjelaskan daripada
menyuruh kami untuk memaparkan ke depan. Akan tetapi beliau tetap membagi kami
dalam kelompok dan memberi tugas sesuai materi di kumpulkan dalam bentuk
makalah.
Dari seluruh kelompok kami dipilih acak
untuk menjelaskan. Karena memang sebenarnya mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar
bukan jurusan kami, karena di dalamnya yang dibahas masalah-masalah sains. Jadi
hanya sekedar materi tambahan dalm mata kuliah kami.
Dalam menjelaskan sains, beliau sering
mengaitkan hubungan sains dengan ayat-ayat Al-quran. Dalm perkembangan,
teknologi, pertumbuhan dan lain sebagainya.
Jika di masukkan dalam aliran-aliran
filasafat pendidikan, Ibu Aini lebih condong dalam aliran Perenialisme yakni
pendidikan sebagai jalan kembali, atau proses mengembalikan keadaaan manusia
sekarang seperti dal;am masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan
ideal.Kurikulumnya menekankan
pertumbuhan intelektual siswa pada seni dan sains. Untuk menjadi “pelajar
secara cultural” para siswa harus berhadapan dengan bidang seni dan sains yang
merupakan karya terbaik yang diciptakan oleh manusia.
6. Faishol, M.Pd
Ust. Faishol adalah salah satu dosen yang
mengajar mata kuliah kami di semester 2. Beliau mengajar mata kuliah nahwu,
yang mana mata kuliah ini adalah salah satu mata kuliah yang berhubungan erat
dengan jurusan kami yaitu Bahasa Arab. Beliau bisa dibilang dosen yang nyantai
ketika mengajar, Karena rata-rata dari kami alumni pesantren. Pastinya banyak
dari kami yang pernah mempelajari Nahwu. Beliau hanya mengulang apa yang pernah
kami pelajari dulu selama di pesantren sekaligus menambah pemahaman kami
terhadap nahwu.
Dalam mengajar kami tidak di bagi dalam
kelompok-kelompok seperti mata kuliah yang lain, akan tetapi hanya di jelaskan
sesuai dengan pembahasan materi setiap minggunya. Beliau lebih menekankan
langsung pada praktek. Karena menurut kami jika hanya dijelaskan sulit untuk
difahami. Dan cara mempraktekkan mata kuliah nahwu ini lebih mudah dengan
menggunakan metode penganjaran lama yakni mengikuti metode pondok.
Dalam macam-macam aliran fisafat ilmu,
metode pembelajaran yang digunakan lebih condong dalam aliran esensialisme
yaitu suatu aliran filsafat yang
menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama. Mereka beranggapan
bahwa kebudayaan lama itu telah banyak memperbuat kebaikan-kebaikan untuk umat
manusia. Yang mereka maksud dengan kebudayaan lama itu adalah yang telah ada
semenjak peradaban manusia yang pertama-tama dahulu.Yang mana Esensialisme ini
memandang bahwa pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan fleksibilitas
dalam segala bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah,
mudah goyah dan kurang terarah dan tidak menentu serta kurang stabil. Karenanya
pendidikan haruslah diatas pijakan nilai yang dapat mendatangkan kestabilan dan
telah teruji oleh waktu, tahan lama dan nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan
terseleksi.
7.
Ustadz
Ali Akbar
Ali
Akbar Bin Agil adalah nama lengkap dari ustadz ali yang kerap disapa oleh
mahasiswa . Beliau merupakan Salah satu
staf dosen tetap ppba di fakultas humaniora, uin maliki malang. Ustadz
yang masih bisa dikatakan muda ini, sering kali membuat mahasiswa nya merasa
enjoy saat proses pelajaran berlangsung. Beliau juga dikenal sebagai seorang
dosen yang baik, disiplin, tegas, akan tetapi beliau tetap berusaha membuat
mahasiswa nya merasa nyaman ketika belajar.
Dalam proses menyampaikan materi
pelajaran, beliau cenderung memakai
metode yang menyenangkan, seperti belajar di luar kelas, belajar dengan
menggunakan teknologi modern yang dirasa tidak membosankan peserta didiknya .
Selain itu beliau juga mengajarkan kepada peserta didiknya untuk aktif di
setiap proses pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan pada saat maharah kalam
dan diskusi, dimana mahasiswa harus mampu menuangkan pendapat yang sesuai
dengan pola pikirnya sendiri, dengan berbicara
menggunakan bahasa arab yang baik dan lancar. Jadi, dalam hal ini,
pendidikan tidak melakukan proses
belajar pasif, tetapi aktif.
Dilihat
dari dari seluruh aspek pendidikan, seperti dari cara mengajar, kurikulum,
serta metode yang dipakai dalam proses pembelajaran. Menurut Kami, secara garis
besar, beliau lebih cenderung mengarah
pada aliran progresivisme. Pendapat tersebut didukung oleh alasan-alasan
sebagai berikut :
1. Beliau
menggunakan teknologi modern yang sesuai dengan perkembangan zaman sekarang
pada metode pembelajaran.
2. Pengajaran
tidak harus dilakukan di dalam kelas, akan tetapi dapat dilakukan di luar
kelas, seperti: alam terbuka dan tempat yang disukai peserta didik.
3. Peserta
didik bebas mengeluarkan pendapatnya yang sesuai dengan pola pikirnya sendiri.
4. Beliau
sebagai fasilitator, akan tetapi keterlibatan mahasiswa lebih aktif.
5. Pola
pengajaran beliau tidak hanya bertumpu pada metode textbook.
D. PENDAPATPENULIS
Jika
kita lihat dari uraian di atas sangatlah beragam, Esensialisme, Progresivisme,
Esensialisme, Parenialisme terkumpul di dalamnya. Namun yang tidak kita temukan
adalah aliran Rekonstruksionisme, ya memang itu
yang bisa di analisa oleh penulis.
E.
PENUTUP
1.
Simpulan
Pendidikan
merupakan upaya mengembangkan potensi-potensi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya .Pandangan fislafat pendidikan sama dengan
perananya merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan
pelaksanaan pendidikan. Dimana landasan filsofis merupakan landasan yang
berdasarkan atas filsafat.
Dengn demikian kami sangat apresiasi betul apa yang
telah di ajarkan
oleh
para
dosen
kita.
Tentu itu akan membuat pengetahuan kita
jadi lebih dalam dan lebih memahami apa yang bisadipetik pelajaran dari mata
kuliah filsafat pendidikan.
Komentar
Posting Komentar